Setiap
fase kehidupan manusia pastilah akan menemukan masa” galau. Masa dimana kita
disuruh memilih diantara sekian banyak pilihan. Seperti halnya saat disuruh
milih antara main ato belajar, atau saat kita disuruh milih antara gak jajan
apa jatah paket internet sebulan.
Salah
satu masa” galau dan terkesan menyebalkan adalah saat hendak memutuskan untuk
masuk kampus mana. Apalagi setelah gak lolos ujian masuk kampus negeri,
kemungkinan besar kampus swasta adalah sasarannya. Entah itu benar” pingin
masuk ke sana atau hanya sebagai pelarian yang nanti tahun depan daftar lagi ke
kampus negeri, itu pun kalo keterima.
Setelah
gagal ujian masuk universitas negeri aku pun mulai berfikir, “ini mungkin
akhirnya, udah gak bakalan jadi orang sukses”. Hidup luntang-lantung dipenuhi
ketidakpastian masa depan. Semacam orang yang bosan hidup tapi sungkan mati.
Katanya
sih Tuhan gak akan menguji hambaNya melebihi kemampuannya. Ternyata itu emang
bener. Di saat kebimbangan melanda hati, muncullah bidadari di tengah kesunyian
malam. Bagaikan oase di padang pasir yang memberikan air kehidupan bagi jiwa
yang gersang................
(Sumpah
itu tadi cuma bercanda)
Saat
lagi galau gak tau mau kemana lagi sepupu ku yang kuliah di “Universitas Ma
Chung” mengajak ke kampusnya untuk mengambil sertifikat Cisco. Daripada
nganggur gak tau mau ngapain mendingan ikut aja itung” jalan”.
Tapi
tunggu dulu, Ma Chung? Nama apakah itu? Sepintas terdengar seperti, “hidung mu
ma chung”? Apakah benar itu kampus bukan klinik? Berada di daerah mana Indonesia
ato China? Guna mengobati rasa penasaran, akhirnya kita berdua berangkat.
Sesampainya
di pintu gerbang aku bener” kaget. “ ini kita lagi ada di tempat kungfu ya?”. Beneran kalo kalian gak percaya nih gambarnya.....
Kebayang
kampus dengan papan nama menggunakan bahasa cina. Siapa aja khususnya orang
awam pasti nganggep ini tempat kung fu. Tapi seperti kata orang” sok bijak, “don’t judge a book by cover”, kita gak
boleh menilai segala sesuatu hanya dari tampak luar tapi cobalah untuk mengenal
lebih dalam, lebih dalam, dan lebih dalam lagi.
Kampus
ini masih tergolong baru namun “katanya” sodara ku waktu itu sih reputasi dan
kualitasnya sangat bagus, gak kalah dengan kampus negeri. Entah itu beneran ato
cuma sekedar promosi aku juga gak ngerti.
Ketika
aku diajak masuk ke dalam kampus, pemandangan yang aku liat emang beda dari
beberapa kampus negeri yang pernah aku datangi. Sedikit unik dan.......
“menarik”.
Ketika masuk ke lobi, kalian akan disuguhi pemandangan layaknya bagian depan hotel lengkap dengan meja resepsionis, tapi bedanya ini bukan mbak” cantik resepsionis tapi bapak satpam dengan kumisnya yang nyentrik.
Ketika masuk ke lobi, kalian akan disuguhi pemandangan layaknya bagian depan hotel lengkap dengan meja resepsionis, tapi bedanya ini bukan mbak” cantik resepsionis tapi bapak satpam dengan kumisnya yang nyentrik.
Pada
lantai dua kalian akan dihadapkan pada kelas” yang berjejer ditambah dengan
loker yang tersusun rapi sepanjang lantai dua. Kondisinya sangat bersih dan
pemandangannya sangat keren dengan sinar matahari yang menembus masuk melalui
atap. Pemandangan tersebut seperti kelas pada film” jepang.
Belum
selesai aku mengagumi kampus unik ini, sodara ku nyeletuk, “kalo di sini tiap
kelas ada AC-nya. Kalo di kampus X tiap kelas belum tentu ada AC-nya”.
Sepertinya kata” itu membuat rasa kagum dan ketertarikan ku semakin meningkat.
Apa bener aku tertarik sama kampus yang awalnya aku anggep tempat kung fu?
Setelah
mengambil sertifikat sodara ku langsung mengajak pulang. Pada momen yang
singkat ini aku mulai berfikir, mungkin ini bukan suatu kebetulan ketika aku
diajak berkunjung ke kampus yang awalnya aku anggap tempat kung fu. Mungkin ini
adalah sebuah kebetulan yang terencana, mungkin pula Yang di Atas ingin
menunjukkan pada ku bahwa “ini” adalah tempat dimana kamu akan belajar dan
berproses selama 4 tahun.
Saat
hendak pulang aku menyadari sesuatu.......................................
Aku
menarik lengan sodara ku, dan ngomong........
“aku pingin kuliah di sini”
Situasi menjadi hening..................
“serius?”
tanya sodara ku. “ya aku serius” jawab ku. Biasanya dalam menentukan sesuatu
yang penting kita harus berfikir lama disertai perencanaan yang matang. Namun ini
terjadi secara spontan dan dalam hitungan detik. Keputusan yang aku ambil dalam
hitungan detik ini kelak akan menjadi penentu masa depan ku.
Langsung
saja aku diantar ke gedung rektorat untuk tanya” tentang pendaftaran. Setelah
dapat informasi aku pulang ke rumah buat nyiapin berkas” pendaftaran. Malemnya
aku dapet telfon dari sodara ku, isinya nanya tentang keseriusan ku daftar di
“Universitas Ma Chung”.
“kamu
serius daftar? Coba tanya orang tua mu dulu, soalnya di Ma Chung gak seperti
kampus lain. Kebanyakan mahasiswanya non-muslim”. Pertanyaan tersebut memang
pantes dilontarkan, mengingat orang tua ku khususnya “bapak” adalah orang yang
sangat religius. Kalo tau anaknya kuliah di tempat yang banyak orang non
muslimnya gimana jadinya? Mungkin itu yang ada difikiran sodara ku.
Entah
kenapa aku yakin banget kuliah di Ma Chung. Padahal jujur saja aku gak ngerti
seluk beluk kampus itu, hanya sekedar informasi manis dari mbak” rektorat. Tapi
keputusan sudah bulat, orang tua juga gak masalah, “sembarang wes” (tumben
sekali ya).
Aku sudah membuat satu keputusan yang menentukan masa depan ku nantinya. Apa pun yang terjadi gak boleh nyesal dan mundur.....
“Bismillahhirrohmanirrohim”
Akhirnya
aku daftar dan mengikuti ujian masuk yang terkesan sangat telat. Singkat cerita
aku diterima dan setelah menyelesaikan masalah administrasi aku resmi menjadi
bagian dari Universitas Ma Chung. Akhirnya menjadi mahasiswa................
Tapi...............................................
Karena
daftarnya telat, akhirnya aku gak ikutan acara pengenalan kampus ato kalo di Ma
Chung dikenal dengan istilah “Ma Chung Festival”. Akibatnya aku gak ngerti apa”
mengenai dunia perkuliahan, sistemnya seperti apa, dan apa yang mesti aku
lakuin sebagai mahasiswa.....
Hari
pertama masuk kuliah sangat horror. Bayangin aja kalo kalian gak kenal siapa”,
gak tau kelasnya dimana, jadwalnya apa, dosennya siapa, dan temennya siapa aja.
Aaaaaaaaaaaarrrrgghhhhh....... Kalian akan terlihat seperti orang udik yang gak
tau mau ngapain (-_____-). Ini akibatnya kalo daftar telat dan gak ikutan Ma
Chung Festival, persis seperti penyusup ato imigran gelap.
Tapi,
terkadang dalam hal terburuk sekalipun pasti ada hal baik yang tercipta. Inilah
yang terjadi waktu itu. Di tengah ke tololan akibat gak tau apa” saat hari
pertama kuliah, aku menemukan sesosok bidadari yang membuat ku merasa sangat
tenang dan sejuk hanya dengan sunyum dan pandangan matanya.
tulisan mantap :)
BalasHapusLanjutkan bro!
86 pak....
Hapus